Adapunsyarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan. Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi.

Salah satu ikan hias yang masih menarik karena memiliki nilai estetika yang cukup tinggi yaitu ikan koi Cyprinus carpio. Koi merupakan komoditas budidaya yang banyak diminati terutama oleh para hobiis. Tingkat kelangsungan hidup larva yang tinggi merupakan indikator proses budidaya berjalan dengan baik. Kinerja produksi budidaya ikan koi dinyatakan dalam jumlah ekor serta pemenuhan kriteria kebaikan koi, yang meliputi segi warna, pola corak pattern dan sebagainya. Dewasa ini terdapat ratusan bahkan lebih jenis ikan hias dari berbagai negara. Indonesia merupakan negara yang beruntung karena sebagian besar ikan hias yang ada merupakan ikan tropis sehingga di Indonesia terdapat banyak jenis ikan hias yang dapat dibudidayakan. Indonesia merupakan negara tropis yang sangat cocok untuk budidaya berbagai jenis ikan hias air tawar dan iklimnya memungkinkan ikan hias tersebut dapat bereproduksi sepanjang tahun. Sumber daya alam di Indonesia dapat dikatakan sangat mendukung dalam budidaya ikan hias. Lahan di Indonesia masih luas didukung sumber air yang melimpah dan sudah maraknya produksi pakan alami membuat bisnis ikan hias semakin berkembang. Salah satu ikan hias yang menarik karena memiliki nilai estetika yang cukup tinggi yaitu ikan koi Cyprinus carpio. Ikan ini berasal dari Jepang yang didatangkan ke Indonesia pada tahun 1962, ketika pangeran Akito dan putri Michiko berkunjung ke Indonesia. Di Jepang, koi disebut dengan Nishigoi. Ikan koi juga memiliki berbagai macam pola warna dan bentuk tubuh yang indah sehingga menjadikannya ikan hias yang menarik para pecinta ikan hias baik dalam dan luar negeri. Pada awalnya ikan koi hanya memiliki warna tunggal yaitu hitam karasugoi dan sumigoi, merah benigoi, higoi, akagoi, putih shiromuji, keemasan kingoi, dan putih keperakan gingoi dan disilangkan sehingga menghasilkan dua warna, tiga warna, lima warna dan multi warna. Seiring dengan perkembangan teknik budidaya, koi yang pada awalnya hanya memiliki satu warna saja saling disilangkan sehingga menghasilkan ikan koi yang memiliki dua warna, tiga warna, bahkan lima warna. Ikan ini dapat dipelihara hampir di semua tempat, gerak gerik ikan ini tampak simpatik, bahkan ada anggapan ikan koi dapat membawa keuntungan bagi pemiliknya. Perkembangan ikan koi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik. Masyarakat Indonesia umumnya menyukai ikan koi karena pola warna yang terbentuk pada ikan koi dan ikan ini dipercaya dapat membawa hoki pada pemiliknya. Pada skala besar dapat dijadikan sumber penghasilan keluarga dan pada skala kecil untuk menyalurkan hobi. Ikan koi yang berkualitas dapat dibentuk dari induk yang berkualitas baik, benih unggul dan juga dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan dan pakan. Metode Budidaya Pembenihan Ikan Koi Cyprinus carpio Pemeliharaan IndukPemeliharaan induk dilakukan bertujuan untuk melakukan seleksi dan untuk mematangkan gonad agar ikan siap untuk dipijahkan dan diharapkan menghasilkan keturunan yang diinginkan. Induk dipelihara secara terpisah antara jantan dan betina untuk menghindari pemijahan massal. Induk yang dipelihara adalah induk yang sudah matang gonad. Persiapan wadah budidaya untuk kolam induk adalah dengan terlebih dahulu menyikat dinding kolam, hal ini dilakukan untuk menghilangkan lumut yang biasanya menempel pada dinding kolam. Selanjutnya kolam dikeringkan selama 1-3 hari untuk memutus daur hidup patogen. Setelah kering, kolam diisi air dengan ketinggian 1 m. Sebagai pencegahan jamur pada air, kolam juga diberi methylene blue. Kolam pemeliharaan induk adalah kolam yang digunakan sebagai tempat pemeliharaan calon induk hingga matang gonad dan siap untuk memijah. Kolam induk harus terdapat dua buah yaitu untuk induk jantan dan induk betina. Kolam induk jantan dan betina dipisahkan agar ikan-ikan tersebut tidak memijah secara massal yang dapat merugikan karena ikan koi memiliki kecenderungan memakan telur yang dihasilkan setelah pemijahan terjadi. Pemberian PakanPemberian pakan kepada induk ditekankan kepada pakan yang mampu meningkatkan warna dan mempercepat pertumbuhan, dapat menangkal bibit penyakit, pematangan gonad serta membantu pembentukan tubuh. Jenis pakan buatan yang diberikan berupa pelet. Ukuran pelet adalah mini pelet 2 mm. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari sebanyak 3% dari bobot ikan per hari. Pakan tambahan merupakan pakan yang dihasilkan di luar tempat hidup ikan termasuk pakan alami yang diambil dari luar media hidup ikan. Pakan tambahan yang digunakan adalah jagung yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi terutama karbohidrat dan mempercepat kematangan gonad. Pengelolaan Kualitas AirPengelolaan kualitas air merupakan faktor yang sangat penting. Dengan mengetahui kondisi parameter air yang ada, maka dapat ditentukan perlakuan apa yang diperlukan agar kualitas air dalam keadaan optimal bagi ikan yang dibudidayakan. Baik buruknya kualitas air sangat menentukan hasil yang akan dicapai. Oleh karena itu kualitas air sebaiknya selalu diamati setiap hari. Alat yang digunakan untuk mengukur kualitas air selain DO adalah tetra test. Prinsip penggunaan tetra testadalah dengan cara mencelupkan kertas uji kedalam air yang diinginkan lalu mencocokan perubahan warnanya pada tabel parameter yang adapada kemasan alat tersebut. Pengelolaan kualitas air juga dilakukan dengan cara melakukan pergantian air setiap 8 hari sekali. Kisaran suhu ideal bagi kehidupan ikan koi adalah 15-25oC dan derajat keasaman pH 6,5-8,5. Pengendalian Hama Penyakit Patogen yang menimbulkan penyakit merupakan kendala yang sering kali harus dihadapi. Biasanya gejala penyakit muncul seiring dengan buruknya kualitas air kolam. Untuk menangani masalah ini, tindakan pencegahan yang dilakukan adalah dengan menambahkan methylene blue kedalam air untuk meminimalisasi pertumbuhan patogen dan membuat air tetap mengalir agar terjadi pergantian air. Penyakit yang umum ditemukan adalah cacing jangkar dan pada saat waktu mendekati hari-hari terakhir ditemukan gejala white spot pada koi. Jika penyakit sudah menyebar maka tindakan pengobatan yang dilakukan adalah menambahkan formalin sebanyak 30 ppm lalu disebar ke area kolam secara merata. Untuk hama cacing jangkar penanganan yang dilakukan adalah mengangkat ikan yang terkena cacingtersebut kedalam bak karantina lalu cacing tersebut dicabut dari tubuh ikan secara hati-hati menggunakan tangan atau pinset tanpa melukai atau menggores tubuh ikan. Pencegahan hama penyakit dilakukan dengan menambahkan sejenis pestisida fastacdan bassa pada air pemeliharaan dengan dosis tiga tutup sekitar 10 ml 10 ppm. Seperti biasa, obat dilarutkan terlebih dahulu dengan air dan disebar di kolam yang dimaksud. Seleksi IndukInduk yang sudah diseleksi baik jenis dan warnanya yang berkualitas baik dari segi pola dan ketajaman warnanya, morfologi tubuh yang tidak cacat, pertumbuhan tubuh yang cepat dan kesehatannya yang prima dipindahkan dari kolam pendederan ke kolam induk. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pemijahan massal. Waktu yang dibutuhkan untuk pemeliharaan induk hingga matang gonad memerlukan waktu sekitar satu bulan. Selama waktu pemeliharaan tersebut induk diberi pakan berupa pelet dan pakan tambahan berupa jagung dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore sebanyak 3 % bobot tubuh ikan. Pada waktu pemeliharaan induk harus diperhatikan kualitas air dengan cara melakukan penggantian air 8 hari sekali melalui saluran outlet. Pergantian air dilakukan sekitar 60 % dari volume total. Syarat utama induk koi yang bagus antara lain induk sudah matang gonad induk jantan menghasilkan sperma dan induk betina menghasilkan telur dan matang tubuh maksudnya secara fisik sudah siap untuk menjadi induk-induk yang produktif, fisik harus prima lengkap dan tidak cacat, gerakannya masih anggun dan seimbang, serta tidak lemah. Kematangan kelamin pada induk koi betina dapat diketahui dengan rabaan dan pengelihatan, antara lain; perut mengembang ke arah lubang alat kelamin urogenital, perut lunak atau lembek bila diraba. Induk jantan yang sudah matang gonad memiliki ciri-ciri bentuk kelamin yang lebih ramping, urogenital yang meruncing dan menonjol keluar serta bila perutnya diurut perlahan ke arah urogenital akan keluar cairan putih susu. Induk yang akan dipijahkan adalah ikan yang berumur 1 - tahun dengan berat 1000-1500 gram dengan panjang berkisar antara 34-40 cm. Sampling kematangan gonad dilakukan saat pagi atau sore hari agar ikan yang di sampling tidak mengalami stres. Ikan yang telah diseleksi dari kolam pembesaran lalu ditaruh di kolam induk. Setelah dipijahkan, ikan koi bisa dipijahkan kembali kira-kira 1-3 bulan berikutnya. Setelah dipilih dan dipisahkan dari kolam pembesaran, induk-induk yang terpilih akan segera dipijahkan. Induk yang dipijahkan bergantung pada jenis apa koi yang akan dihasilkan. Setelah ditentukan induk yang akan dipijahkan selanjutnya dilakukan persiapan wadah. Sebelum dilaksanakan kegiatan pemijahan perlu adanya persiapan wadah pemijahan. Persiapan Wadah Pemijahan Persiapan kolam dilakukan dengan menyikat dinding dan dasar kolam. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan lumut yang biasanya melekat pada dinding dan dasar kolam. Setelah bersih, kolam dikeringkan dengan cara dijemur selama 1-3 hari, untuk membunuh bibit hama dan penyakit yang terdapat pada kolam. Setelah kering, kolam diisi air setinggi 50-80 cm. Persiapan kolam ini dilakukan pada pagi hari, sedangkan pemasukan air dilakukan keesokan harinya. Ikan koi merupakan ikan yang membutuhkan substrat untuk menempelkan telurnya. Substrat yang digunakan adalah tanaman eceng gondok yang berfungsi menyerupai kakaban sebagaitempat telur menempel. Sebelum masuk kolam, eceng gondok dicuci bersih terlebih dahulu untuk meminimalisasi organisme asing yang masuk ke kolam pemijahan. Proses PemijahanPemijahan ikan koi dilakukan secara alami dan tidak memakai rangsangan bahan kimia. Jika induk-induk koi yang sudah ditebar pada kolam tidak memijah dalam waktu yang lama, maka dilakukan perangsangan dengan cara membuka saluran air yang mengalir ke kolam pemijahan tersebut dengan membuat lubang kecil-kecil sehingga menyerupai cipratan air hujan. Namun hal inijarang sekali terjadi. Induk yang sudah disiapkan dimasukkan ke kolam pemijahan pada sore harisekitar pukul dan biasanya ikan akan memijah pada tengah malamnya. Rasio induk jantan dan betina adalah 2 1. Dengan perbandingan ini diharapkan setiap telur dari induk betina dapat terbuahi oleh sperma jantan. Aktivitas matting mulai terlihat setelah ikan dimasukkan ke kolam pemijahan. Hal tersebut berlangsung terus-menerus sampai terjadi pemijahan pada tengah malam. Pemijahan ditandai dengan adanya suara cipratan air yang berasal dari ikan jantan yang terus menerus menabrakan tubuhnya ke ikan betina. Selain itu terlihatnya butir-butir telur yang menempel di eceng gondok juga menjadi ciri aktivitas pemijahan telah terjadi. Setelah aktivitas pemijahan berakhir, pada pagi hari induk koi diangkat dan dipindahkan ke kolam induk kembali. Hal ini dimaksudkan agar induk koi tidak memakan telur-telurnya. Penetasan telur tidak menggunakan wadah khusus sehingga tidak dilakukan persiapan wadah. Ikan yang telah memijah dan mengeluarkan telur diangkat dan telurnya dibiarkan menempel pada eceng gondok di kolam pemijahan tersebut. Proses Penetasan Telur dan Perawatan larvaTelur yang dihasilkan oleh induk koi berwarna kuning jernih apabila kondisinya dalam keadaan baik terbuahi dan tidak berjamur. Sebaliknya, telur yang berwarna agak keruh menandakan telur dalam keadaan jelek atau tidak terbuahi. Jumlah telur yang dihasilkan pada satu kali pemijahan berkisar antara butir. Telur yang terbuahi akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Untuk dapat menetas dengan baik, telur harus selalu terendam dalam air. Jika dinilai perlu, dapat ditambahkan anti jamur. Kolam juga ditambahkan probiotik sebanyak 800 ppm atau sekitar 2,5 literper kolam. Kolam berisi telur harus dijaga dari serangan hama, misalnya kodok dan ucrit. Setelah 2 minggu pemeliharaan, larva ikan koi siap untuk dipindahkan ke kolam pendederan. Pemanenen dilakukan dengan cara mengurangi air sedikit demi sedikit sambil mengambil ikan menggunakan serok dengan mesh size 0,5 mikron secara hati-hati. Jika semua larva sudah dipanen lalu disiapkan plastik sesuai dengan kebutuhan jumlah larva. Jumlah larva sekitar ekor bisa dibagi kedalam 2 kantong ukuran 1,5 meter. Larva dimasukkan kedalam plastik dengan perbandingan air 40% dan oksigen 60%. Oksigen yang digunakan berasal dari oksigen murni yang terdapat pada tabung oksigen 50 kg. Setelah siap dan diikat dengan kencang maka larva siap diangkut ke kolam yang telah menetas dipelihara kira-kira 2 minggu di kolam tempat menetasnya telur. Jika kuning telur pada tubuh larva telah habis maka diberikan pakan 2 butir kuning telur rebus yang dihancurkan dan dicampur dengan air lalu disebarkan ke seluruh kolam larva. Pemberian kuning telur dilakukan pagi dan sore hari. Pakan selanjutnya yang diberikan ialah cacing sutra. Pemberian pakan dilakukan dengan menyebarkan cacing ke seluruh kolam larva. Pada kolam larva seringkali ditemukan organisme asing seperti kodok dan telurnya serta telur keong yang bisa membunuh larva koi yang sedang berkembang. Cara penanggulangannya adalah dengan melakukan pengontrolan secara berkala setiap hari untuk memastikan bahwa kolam pemeliharaan larva bebas dari organisme asing yang dapat menghambat proses budidaya ikan koi. Setelah larva berumur 2 minggu maka larva siap dipindahkan ke kolam yang lebih besar. Kolam yang digunakan berukuran 20 x 60 m2. Kolam tersebut merupakan kolam dengan pinggiran beton dan dasar tanah. Persiapan wadah dilakukan dengan cara membersihkan semua lumut dan teratai serta sampah yang ada pada kolam. Kolam yang telah bersih kemudian dikeringkan selama 1 minggu. Perlakuan ini dilakukan untuk memutus daur hidup patogen. Kolam yang telah kering kemudian dipupuk. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik Petroganik. Kolam diisi air dengan tinggi minimal 40 yang telah berumur 2 minggu langsung ditebar pada kolam pendederan yang telah disiapkan. Pendederan dalam kolam bertujuan untuk membesarkan benih yang masih berukuran kecil. Pemindahan larva ke kolam pendederan dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari suhu yang terlalu tinggi yang dapat mematikan benih ikan. Sebelum benih ditebar, pastikan ketinggian air sudah mencapai 40 cm atau lebih agar fluktuasi suhu kisarannya tidak terlalu lebar. Larva pada kantong terlebih dahulu di aklimatisasi sejenak setelah itu perlahan lahan dilepaskan ikatannya dan dibiarkan berenang sendiri keluar. Hal ini bertujuan agar benih koi tidak stres saat dimasukkan ke dalam wadah baru. Selain dari pakan alami yang sudah ada pada kolam, pemberian pakan juga dilakukan dengan memberikan pelet berukuran 1 mm pada pagi dan sore hari sebanyak 8 -10 % biomassa. Air diisi minimal 40 cm dan selanjutnya air diisi terus menerus hingga batas maksimal yaitu 1 m. Selama pendederan air diganti tiap 2 minggu sekali dengan mengurangi air hingga 60% dari volume total dan menambahkan air yang baru. Pengecekan parameter kualitas air dilakukan secara berkala terutama parameter pH harus dijaga agar tetap optimal untuk pertumbuhan koi. Sampling pertumbuhan tidak dilakukan namun langsung pada akhir dari 2 bulan pemeliharaan di kolam pendederan tersebut. Lama pemeliharaan di kolam pendederan ini adalah 2 bulan, yaitu hingga benih mencapai ukuran 9 –12 cm. Setelah itu ikan diseleksi baik dari segi ukuran keseragaman, kelengkapan tubuh tidak cacat, dan warna atau Untuk Pendistribusian Benih Pengepakan dilakukan dengan cara mengurangi air kolam lalu ikan ditangkap secara tradisional menggunakan serok secara hati-hati agar tidak melukai ikan. Jaring juga dapat digunakan untuk menangkap ikan asal digunakan secara hati-hati. Setelah ditangkap ikan dimasukkan ke kolam atau bak penampungan untuk selanjutnya disiapkan plastik yang ukurannya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran ikam yang akan diangkut. Setelah dimasukkan kedalam plastik dengan perbandingan air 40% dan oksigen 60%, maka plastik diikat kuat agar tidak lepas. Oksigen yang digunakan merupakan oksigen murni yang berasal dari tabung 50 kg. Demikianlah pembahasan singkat tentang sekilas budidaya pembenihan ikan hias koi cyprinus carpio. Dimuat dari sumber utama gambar dari search google picture "budidaya ikan koi, pembenihan ikan koi, tehnik pemijahan ikan koi, ikan koi". Sekian, semoga dapat bermanfaat!!
Pemanendi lakukan dengan menjaring ikan dari dalam. Ikan yang telah terjaring kemudian di pilih oleh kepala tambak untuk menemyukan ikan yang sedang mengerami telur. Dalam pemanenan ini harus di lakukan dengan hati-hati untuk menjaga kualitas benih pada ikan arwana. Setalah panen lakukan pemindahan ikan di akuarium atau wadah lainnya.
Assalamualikum kali ini saya akan memberikan materi prakarya dan kewirausahaan kelas X1 semester 2 dengan materi pembenihan ikan hias,semoga bisa membantu kawan kawan seklian PEMBENIHAN IKAN HIAS Budidaya Pembenihan Ikan Hias A. Produk Pembenihan Ikan NonKonsumsi/ Ikan Hias Perikanan budidaya merupakan salah satu subsektor yang sangat potensial untuk dikembangkan karena dapat menerapkan rekayasa teknologi sehingga dapat menciptakan produk perikanan yang berkualitas dan berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya, sumber daya perikanan Indonesia terdiri atas ikan konsumsi dan ikan nonkonsumsi. Ikan konsumsi adalah jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi oleh manusia sebagai sumber pangan. Ikan nonkonsumsi adalah ikan yang tidak biasa dikonsumsi oleh manusia karena beberapa hal di antaranya ikan tersebut merupakan ikan hias atau ikan yang memiliki zat/kandungan yang beracun dalam tubuhnya. Jenis Ikan Hias Permintaan ikan hias setiap tahun terus meningkat, tetapi produksi benih ikan hias belum terpenuhi. Pasar ekspor ikan hias di dunia sangat luas. Jika hanya mengandalkan tangkapan alam hasilnya tidak mungkin memenuhi permintaan pasar, apalagi perdagangan ikan hias tangkapan alam hasilnya sudah dilarang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui usaha budidaya ikan hias, namun tidak mudah menghasilkan ikan hias yang memiliki kualitas ekspor. Beberapa jenis ikan hias sudah dapat dibudidayakan di Indonesia, di antaranya arwana Scleropages sp., koi Cyprinus carpio, cupang Betta sp., dan mas koki Carrasius auratus. a. Arwana Scleropages sp. Arwana termasuk famili Osteoglasidae, memiki berbagai julukan, seperti ikan naga dragon fish, baramundi, saratoga, platapad, kelesa, siluk, kayangan, peyang, tangkelese, aruwana, atau arowana, bergantung dari tempatnya. Arwana merupakan spesies asli Indonesia, tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Habitat asli arwana adalah rawa-rawa, banyak ditemukan di sungai dan rawa di Kalimantan dan Papua. Bentuk dan penampilan arwana termasuk cantik dan unik, tubuhnya memanjang, ramping, dan stream line, dengan gerakan renang sangat anggun Gambar Arwana di alam mempunyai variasi warna seperti hijau, perak, atau merah. Pada bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Sungut termasuk dalam kriteria penilaian keindahan ikan. Pada dasarnya, usaha budidaya arwana untuk pembenihan relatif mudah. Budidaya pembenihan arwana mempunyai prospek sangat besar. Permintaan pasar arwana makin meningkat. Benih arwana memiliki nilai jual yang tinggi dan sangat bervariasi bergantung pada jenisnya. Benih arwana dengan ukuran 2 inchi dapat dijual dengan harga Rp - bahkan terdapat jenis lain yang harganya mencapai Rp per ekor per 2 inchi. b. Koi Cyprinus carpio Komoditas ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas unggulan yang banyak diminati masyarakat. Salah satu komoditas unggulan yang hingga saat ini banyak diminati adalah koi Cyprinus carpio. Koi merupakan spesies asli Kerajaan Persia, namun berkembang pesat di Jepang dan Cina. Koi memiliki ciri khas warna yang menarik serta variasi jenis yang beranekaragam. Secara garis besar, koi diklasifikasikan dalam 13 kategori, yaitu kohaku, sanke, showa, bekko, utsurimono, asagi, shusui, tancho, hikari, koromo, ogon, kinginrin, dan kawarimono. Koi termasuk jenis ikan hias air tawar bernilai ekonomis tinggi, baik di pasaran nasional maupun internasional. Benih koi memiliki nilai jual yang tinggi, bervariasi bergantung pada jenis, warna, dan ukuran ikan tersebut. Harga benih koi di pasaran dijual dengan harga Rp per ekor untuk ukuran 5-7 cm, Rp 300,00 per ekor untuk ukuran 1-3 cm. c. Maskoki Carrasius auratus Maskoki merupakan jenis ikan air tawar yang hidup di perairan dangkal yang mengalir tenang. Maskoki memiliki tubuh yang bulat, matanya lebar, kepala lancip, ukuran mulutnya sedang, memiliki lembaran insang, dan memiliki sirip ekor panjang dan lebar tanpa belahan Gambar Maskoki merupakan salah satu ikan hias populer dan banyak penggemarnya. Kelebihannya adalah strainnya tidak mirip dengan aslinya. Benih maskoki memiliki nilai jual yang relatif tinggi. Harga benih di pasaran sangat bervariasi bergantung pada jenis, warna, dan ukuran ikan tersebut. d. Cupang Betta sp. Cupang adalah ikan air tawar yang habitat asalnya berasal dari beberapa negara Asia Tenggara Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, aduan, dan liar. Di Indonesia terdapat cupang asli, salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur. Cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama, jika ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara aerator, masih dapat bertahan hidup. Cupang jarang sekali dijual dalam ukuran benih, biasanya dijual dengan ukuran relatif besar, yaitu antara 7-9 cm. Harga ikan cupang Rp bergantung, pada jenis dan kualitas ikan. 2. Manfaat Ikan Hias Banyak diketahui manfaat memelihara ikan hias, baik di dalam kolam maupun akuarium. Salah satu manfaat memelihara ikan hias yang dirasakan setelah menjalani rutinitas kerja yang menguras tenaga serta pikiran yaitu mengurangi stres dan keletihan Gambar Cukup meluangkan waktu beberapa menit untuk duduk di depan kolam, rasa stres dan lelah akan hilang. Dalam ilmu fengshui, kolam ikan hias di rumah membawa hoki bagi penghuni rumah. Ikan dipercaya dapat mengusir stres, seperti koi dinilai dapat mengusir Chi pengaruh buruk yang berada di dalam rumah. Produksi Pembenihan Ikan Cupang 1. Bahan Pendukung Pembenihan Ikan Cupang alam usaha pembenihan ikan hias selain SDM yang berkompeten, diperlukan langkah untuk menentukan atau memilih bahan yang akan digunakan. Material/bahan dan SDM tidak dapat dipisahkan, tanpa bahan-bahan tersebut tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Bahan yang digunakan dalam pembenihan ikan hias tidak jauh berbeda dengan ikan konsumsi. Hal yang membedakannya adalah media pemeliharaan yang dapat menggunakan akuarium atau kolam terpal berukuran kecil, bahkan dapat menggunakan botol bekas seperti pembenihan ikan cupang. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembenihan ikan cupang tersajipada Pendukung Pembenihan Ikan Cupang Dalam usaha budidaya ikan hias, mesin atau alat yang digunakan tidak terlalu rumit. Beberapa mesin atau alat yang digunakan untuk keberhasilan usaha pembenihan ikan hias di antaranya akuarium pemeliharaan sebagai tempat hidup, selang dan aerator sebagai sumber oksigen, seser sebagai penyortiran benih, dan banyak alat-alat lain yang digunakan sebagai alat penunjang keberhasilan pembenihan ikan hias. Proses Pembenihan Ikan Cupang Menurut Effendi 2004, kegiatan pembenihan meliputi persiapan sarana dan prasarana, pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva dan benih. Berikut merupakan diagram alir proses produksi pembenihan ikan konsumsi mulai dari persiapan sarana dan prasarana sampai pemeliharaan larva dan benih seperti diperlihatkan 1 Persiapan Sarana dan Prasarana Media Pemijahan Indukan Dalam pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah menyiapkan media pemeliharaan. Media pemeliharaan yang biasa digunakan dalam pemijahan ikan cupang adalah baskom bak plastik, botol bekas, dan akuarium. Akuarium yang digunakan diisi dengan air yang sudah diendapkan minimal 2 hari dengan ketinggian sekitar 8-12 cm. Kemudian akuarium diisi dengan tanaman air seperti eceng gondok, daun ketapang, atau tanaman pemberian tanaman air ialah untuk menampung busa yang dikeluarkan pejantan agar tidak mudah hancur. 2 Pemeliharaan induk Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad sel telur dan sperma. Penumbuhan dan pematangan ikan dapat dipacu melalui pendekatan lingkungan, pakan, dan hormonal. Pada pendekatan lingkungan media hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan meningkat di dalam wadah pemeliharaan. Syarat induk cupang untuk budidaya di antaranya seperti berikut. a. Ukuran badan betina tidak boleh lebih besar dari pada ukuran badan jantan. b. Betina tidak boleh lebih galak daripada jantan. c. Jantan dan betina harus setipe. d. Siapkan daun ketapang atau cairan penyembuh luka karena setelah proses perkembangbiakan, sirip dari betina banyak terlepas akibat perkelahian dengan jantan sebelum dibuahi. Ciri-ciri ikan cupang jantan dan betina yang siap dipiijahkan di antaranya seperti berikut 3 Pemijahan Induk Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Induk yang telah matang gonad berarti telah siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan dapat berlangsung secara alami dan buatan. Dalam pemijahan alami, telur dibuahi oleh sperma di dalam air setelah dikeluarkan oleh induk betina, yang didahului dengan aktivitas pemijahan oleh kedua induk tersebut. Pada pemijahan buatan, pembuahan telur oleh sperma dilakukan dengan bantuan manusia. Telur dipaksa keluar dari tubuh induk betina setelah melalui proses perangsangan dengan cara mengatur lingkungan dan pemberian hormon. Proses pemijahan ikan cupang dilakukan dengan cara berikut. A. Masukkan jantan ke wadah perkembangbiakan. B. Betina dan jantan dibiarkan saling mengenal dan melihat terlebih dahulu, namun di tempat yang berbeda agar ikan jantan menyiapkan busa yang cukup untuk menampung telur-telurnya C. Berikan penutup pada bagian atas wadah pemijahan, untuk mencegah busa terkena getaran dan angin yang menyebabkan tempat peletakan telur menjadi rusak. D. Pada tahap ini, tunggu 1-2 hari sampai terlihat kumpulan busa yang cukup untuk menampung telur bergantung pada pejantan. E. Pada tahap ini, tunggu 1-2 hari sampai terlihat kumpulan busa yang cukup untuk menampung telur bergantung pada pejantan. F. Betina digabungkan dengan pejantan hati-hati pada waktu mengangkat toples dari wadah agar busa tidak terlalu banyak yang pecah. G. Biarkan sekitar 1-12 jam pejantan dan betinanya saling mengenal, tergantung kecocokan dari pasangannya H. Setelah digabungkan, proses pemijahan antara jantan dan betina berlangsung. Pejantan melilit tubuh betina, dan masing-masing akan saling melengkungkan tubuhnya. Ketika selesai, betina akan mengeluarkan telur, pejantan akan langsung mengambil telur tersebut dengan cara meletakkan di dalam mulutnya, dan dibawa naik, lalu telur-telur tersebut dimuntahkan ke busa-busa di atas. I. Perhatikan telur yang dihasilkan, biasanya berada di bawah busa dan berwarna putih. J. Pejantan akan menjaga telurnya dan akan mengangkut telur yang jatuh ke dasar akuarium. K. Apabila cupang sudah tidak melakukan proses pemijahan lagi dan pejantan cenderung mengejar betina untuk berkelahi, segera pindahkan betina ke wadah lain. L. Siapkan wadah yang sudah diisi daun ketapang ketika mengembalikan betina untuk penyembuh luka biasanya menggunakan melafix. 4 Penetasan Telur Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva. Untuk itu, telur hasil pemijahan diambil dari bak pemijahan kemudian diinkubasi dalam media penetasan pada wadah khusus wadah penetasan yang berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember besar. Telur ikan cupang yang berhasil difertilisasi biasanya akan menetas dalam waktu 36 – 48 jam. Telur mulai pecah dan akan menghasilkan burayak-burayak yang baru berumur 1 hari. Induk ikan jantan jangan diangkat terlebih dahulu sebelum burayak larva dapat berenang secara bebas. Burayak cupang biasanya seringkali terjatuh ke dasar permukaan dan tidak bisa mengambil udara dari atas permukaan. Induk jantan akan membantu burayak untuk naik ke atas. Burayak hanya terlihat seperti titik hitam kecil yang hanya berenang naik dan turun. 5 Pemeliharaan Larva dan Benih Setelah lebih dari tiga hari menetas, biasanya benih cupang akan mencari makan. Makanan yang paling baik untuk burayak cupang adalah kutu air, baby brine shrimp artemia, atau microworm. Burayak sudah dapat berenang bebas di hari ke enam, tetapi induk jantan tetap jangan diangkat hingga burayak berumur 3 hari. Setelah burayak berumur 3 hari, induk jantan baru dapat dipindahkan ke wadah lainnya. Hal ini ditujukan untuk mencegah induk jantan memakan burayaknya. Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang relatif sulit dan menentukan keberhasilan proses pembenihan karena sifat larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya. Merancang Produk Pembenihan Ikan Cupang Berdasarkan Prosedur Berkarya Budidaya ikan hias biasanya dilakukan di dalam kolam atau akuarium. Namun, terdapat beberapa cara unik untuk mendesain media pembenihan ikan hias. Salah satu caranya ialah dengan memanfaatkan botol bekas sebagai tempat ini ternyata dapat memberikan keuntungan yang cukup besar. Salah satu jenis ikan hias yang dapat dibudidayakan di botol bekas adalah cupang. Usaha budidaya ikan cupang tidak harus memiliki kolam luas, tetapi dapat dilakukan dengan memanfaatkan botol bekas sebagai hiasan. Jika induk jantan dan betina dewasa yang sudah berumur 4 bulan dimasukkan dalam satu media, cepat terjadi perkawinan kedalam waktu 2 bulan. Usaha ini dapat menjadi inspirasi bagi setiap orang yang ingin memiliki usaha sendiri. Selain menjadi hiasan, ikan cupang juga dapat membasmi jentik-jentik nyamuk. C. Pengemasan dan Transportasi Ikan Hias Bagi sebagian pengusaha ikan hias, teknik pengangkutan masih menjadi suatu kendala. Padahal dengan memperhatikan syarat pengirimannya, ikan bisa selamat sampai di tujuan. Dalam budidaya ikan hias, salah satu faktor penting yang perlu mendapat perhatian adalah teknik pengangkutannya. Pengusaha ikan hias sering mengalami kerugian karena kesalahan teknik pengangkutan. Untuk mengatasi hal ini, dalam pengangkutan, bukan hanya jarak tempuh dan alat angkut yang diperhitungkan, ternyata masih banyak hal yang harus dipertimbangkan. Berikut merupakan cara pengemasan dan pengangkutan ikan hias 1. Diberokan Berbeda dengan pengiriman produk ikan yang diawetkan, dalam pengiriman ikan hias, selain harus tepat waktu ikan juga harus tetap hidup dan sehat sampai tujuan. Prinsipnya ada 2 kegiatan dalam pengiriman ikan hias yaitu pengemasan dan pemberangkatan. Keduanya harus dilakukan dengan cepat dan tepat, sesuai dengan syarat pengiriman ikan. Untuk memperlancar pengiriman, sebelum pengemasan dilakukan, ikan harus sudah diseleksi. Seleksinya meliputi jenis, ukuran, dan kesehatan ikan sehingga ikan yang dikirim benar-benar hanya ikan yang sejenis, seragam, dan sehat sesuai permintaan pembeli. Selain seleksi, satu kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum ikan dikemas adalah memberokan ikan. Pemberokan adalah suatu perlakuan untuk mengistirahatkan ikan setelah mendapat penanganan tertentu di tempat pemeliharaan agar kondisi ikan lebih baik, dan tidak/mengurangi stres selama di perjalanan. Pemberokan dilakukan dalam air bersih yang sudah disterilkan, selama 2-3 hari. Selama pemberokan ikan tidak diberi pakan, namun kondisi kesehatan ikan tetap terus dijaga. Kandungan oksigen O2 dalam air harus cukup, sebaiknya tidak kurang dari 8 ppm, dan kandungan amoniak NH4 tidak melebihi 0,1 ppm. Bersamaan dengan pemberokan dilakukan juga seleksi kesehatan, serta penghitungan jumlah ikan. Ikan sehat dan normal siap dikirim. 2. Disesuaikan dengan Daya Tampung Pengemasan ikan hias hidup biasanya menggunakan kantong plastik. Kantong plastik dipilih yang kuat dan rangkap dua untuk menghindari kebocoran. Untuk keselamatan ikan, jumlah ikan yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus disesuaikan dengan kemampuan daya tampungnya. Selain itu perbandingan isi ikan dengan jumlah air dan oksigen juga harus sesuai. Sebaiknya kantong plastik hanya diisi air 1/4 bagian. Air yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus steril dan sudah difiltrasi. Setelah kantong plastik diisi air, ikan dimasukkan ke dalamnya. Berat/jumlah ikan yang dimasukkan sebaiknya sama perbandingannya dengan berat/volume air. Cara menghitung perbandingannya dapat dilakukan dengan menimbang atau menghitung jumlah ikan. Baru kemudian, sisa isi kantong plastik diisi oksigen dan diikat kuat agar oksigen tidak keluar atau bocor. Sebelum diangkut, agar lebih aman, plastik berisi ikan dikemas terlebih dahulu dengan menggunakan karton. Karton yang digunakan harus kuat sehingga tidak mudah rusak saat penanganan dan selama perjalanan. 3. Pengangkutan Dalam pengangkutannya selain keselamatan, tepat waktu perlu juga diperhatikan. Untuk itu alat transportasi yang digunakan perlu dipertimbangkan. Pengangkutan dapat melalui darat, air, atau udara disesuaikan dengan jarak dan kemudahan pengiriman. Untuk daerah berjarak tempuh kurang dari 24 jam, dan dapat dilalui mobil, pengirimannya dapat melalui darat. Untuk daerah dengan pengiriman lebih dari 24 jam waktu pengiriman. dapat menggunakan pesawat terbang. Namun apabila daerah pengiriman tidak mungkin melalui darat dan udara, pengirimannya bisa melalui air menggunakan alat transportasi, lamanya perjalanan juga harus diketahui secara tepat. Jika hal ini tidak diketahui secara tepat, sulit memperkirakan perbandingan jumlah oksigen yang harus diberikan. Akibatnya, juga membahayakan keselamatan ikan yang dikirim. Namun apabila semua persyaratan pengiriman sudah diperhitungkan dengan baik, keberhasilan pengiriman ikan hias terjamin. D. Perawatan Ikan hias mempunyai kemampuan hidup pada lingkungan yang beragam. Faktor lingkungan hidup ikan yang sangat memengaruhi adalah habitat/air, suhu, pH, kesadahan air, kandungan oksigen terlarut, dan kecerahan. Budidaya ikan hias harus sesuai dengan kondisi lingkungan habitatnya. Lingkungan air yang ideal untuk ikan hias adalah temperatur air 24–300 C, pH 6-7, oksigen terlarut >3 ppm, dan kecerahan air 30–60 cm. Sumber air untuk budidaya ikan hias antara lain dari air tanah, sungai dan PAM. Jenis-jenis air tersebut harus diendapkan dahulu di tendon air minimal 12-24 jam sebelum dipakai agar kandungan oksigen terlarut cukup dan gas-gas lain yang berbahaya dapat hilang. Untuk Mengondisikan pH kesadahan air yang sesuai dengan kehidupan ikan hias dapat dilakukan dengan memberikan kapur pertanian atau kapur bordo dengan dosis secukupnya. Kesadahan air menunjukkan kandungan mineral seperti kalsium, magnesium dan seng. Tingginya kesadahan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar, seperti jenis tanaman sekitar sumber air dan mikroorgnisme. Kesadahan air yang ideal untuk budidaya ikan hias air tawar berkisar 4-12 pH. Kandungan nitrit badan air pada usaha budidaya ikan berasal dari sisa pakan, kotoran ikan, lumut, tanaman mati yang terdekomposisi dalam siklus nitrogen. Kandungan nitrit berpengaruh terhadap kesehatan, serta pertumbuhan dan perkembangan ikan. E. Wirausaha di Bidang Pembenihan Ikan Hias 1. Perencanaan Usaha Perencanaan usaha pada umumnya memuat pokok-pokok pikiran sebagai berikut. a. Nama Perusahaan Pemilihan nama perusahaan harus dipikir baik-baik karena berdampak jangka panjang. Pemberian nama harus berorientasi ke depan, tidak hanya pada faktor-faktor yang kekinian. b. Lokasi Lokasi terbagi atas lokasi perusahaan, lokasi pertokoan, dan lokasi pabrik/industri. Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi yaitu seperti berikut. 1 Backward linkage atau pertalian ke belakang, yaitu bagaimana sumber daya resources yang akan digunakan. Termasuk dalam hal ini adalah bahan baku, tenaga kerja, suasana, dan kondisi masyarakat setempat. 2 Forward linkage atau pertalian ke depan, yaitu daerah pemasaran hasil produksi. Apakah tersedia konsumen yang cukup untuk menyerap hasil produksi. c. Komoditi yang akan Diusahakan Pemilihan komoditi yang akan diusahakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut 1 Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis hasil usaha tertentu, baik berupa barang atau pun jasa. 2 Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan barang atau jasa tertentu. 3 Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang kita kerjakan. 4 Adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing usaha dengan orang lain dalam mengembangkan suatu bidang usaha yang sama. d. Konsumen yang Dituju Prospek konsumen ini didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. Jika jenis usaha yang dijalankan berbentuk industri, tentu jangkauan konsumen yang dituju lebih jauh dibandingkan dengan usaha bentuk pertokoan. e. Pasar yang akan Dimasuki Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan perusahaannya sebagai pemimpin pasar market leader, penantang pasar market challenger, pengikut pasar market follower, atau perelung pasar market nicher. Penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam pengembangan usaha. Agar pasar dapat dikuasai, maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli kemampuan konsumen. f. Partner yang akan Diajak Kerja Sama Partnership adalah suatu asosiasi atau persekutuan dua orang atau lebih untuk menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. Walaupun persekutuan ini banyak dilakukan dalam bidang usaha yang mencari laba, tetapi ada juga persekutuan yang dibentuk tidak untuk mencari laba. Bentuk partnership dapat mengatasi beberapa kelemahan yang terdapat pada bentuk usaha perseorangan. g. Personil yang Dipercaya Pilihlah seseorang untuk menjalankan perusahaan karena kejujurannya. h. Jumlah Modal yang Diharapkan dan yang Tersedia Pada umumnya, seseorang yang akan mendirikan usaha, memiliki jumlah modal yang sangat minim. Modal utama adalah semangat dan kejujuran. Jika modal yang dimiliki pengusaha awal sangat kecil, dapat dilakukan kerja sama dengan partner, dimana masing-masing menyetorkan modalnya. Semua sumber dan kemampuan pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal awal ini harus tetap dicari sampai memenuhi untuk membuka usaha. i. Peralatan Perusahaan yang Perlu Disediakan Peralatan yang perlu disediakan adalah sesuai dengan kepentingan usaha. Peralatan usaha pertokoan, akan berbeda dengan usaha kerajinan dan industri. Untuk pertama kali membuka usaha, pikirkan peralatan yang sangat diperlukan. Peralatan yang tidak begitu diperlukan penggunaannya sebaiknya tidak dibeli terlebih dahulu sebab akan mengganggu uang kas. Ada dua hal yang dipertimbangkan dalam menyediakan peralatan yaitu ekonomis dan prestise. j. Penyebaran Promosi Sebagai suatu usaha baru, tentu belum dikenal oleh masyarakat. Oleh sebab itu, harus direncanakan apakah usaha ini perlu diperkenalkan/dipromosikan atau tidak. Jika akan dipromosikan, harus direncanakanbentuk promosi, tempat/media promosi, keunggulan apa yang akan dan kegagalan usaha budidaya ikan hias bergantung pada dua aspek, yaitu teknis dan nonteknis. Untuk mendapatkan hasil budidaya ikan hias yang maksimal dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas, kuantitas, dan keberlanjutannya aspek teknis. Aspek nonteknis diantaranya 1 Perencanaan Usaha budidaya ikan hias harus dibuat dengan perencanaan yang matang. 2 Menetapkan Tujuan Bersamaan dengan perencanaan, harus dirumuskan tujuan yang spesifik dan jelas, apakah budidaya ikan hias yang dilakukan hanya untuk hobi atau untuk mendapatkan profit keuntungan. 3 Inovasi Inovasi merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha budidaya ikan hias, bahkan lebih penting daripada sekadar mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar. Pengusaha yang sukses akan terus-menerus fokus pada upaya untuk berinovasi dan meningkatkan atau keluar dari bisnis saat pelanggan mencari pesaing yang menawarkan sesuatu yang tidak dipikirkan. 4 Pemasaran Pemasaran merupakan kunci keberhasilan usaha, tidak terkecuali usaha budidaya ikan hias. Seberapa besar produksi ikan hias yang kita hasilkan, tetapi jika jaringan pemasaran produk buruk, usaha yang dijalankan tidak akan sukses. 5 Jangan mengeluh dan menyerah adalah kunci utama sukses usaha. 2. Kebutuhan Biaya Produksi Pembenihan Ikan Cupang Salah satu jenis ikan hias yang memiliki nilai jual tinggi adalah ikan cupang. Pembenihan cupang menjadi salah satu tahap penentu keberhasilan usaha budidaya, sehingga pembenihan menjadi bagian integral tidak terpisahkan dari usaha budidaya ikan hias Tabel Perhitungan biaya ini akan difokuskan pada kegiatan pembenihan saja dengan menggunakan berbagai asumsi, antara lain seperti berikut. a. Satu siklus kegiatan pembenihan, terdiri atas pemijahan induk sampai dengan panen benih yang siap didederkan. b. Satu siklus kegiatan pembenihan >30 hari. c. Biaya produksi yang dibutuhkan dalam 1 siklus pembenihan sebesar Rp yang terperinci. d. Hasil dari kegiatan pembenihan yang dilakukan dalam 1 siklus antara lain 1 Pada satu siklus pemijahan, ikan cupang dapat menghasilkan telur sekitar butir. 2 Setelah masa inkubasi, 90% telur menetas menjadi benih atau larva, berarti 90% x = 900 e. Benih ikan cupang baru dapat dijual pada umur 1,5 bulan. Pada umur tersebut, ikan sudah bisa dipilah berdasarkan jenis kelaminnya dan sudah bisa dinikmati keindahannya. f. Jika benih yang dihasilkan 900 ekor, asumsi harga jual benih ikan cupang dihargai Rp maka dalam satu siklus pembenihan, dapat dihasilkan pendapatan kotor omset sebesar Rp 900 x = Rp per siklus pembenihan. g. Jadi, perkiraan dalam satu siklus pembenihan ikan cupang dapat dihasilkan pendapatan bersih selama satu tahun sebesar Pendapatan bersih = Pendapatan kotor – biaya produksi = Rp – Rp = Rp per siklus pembenihan Selain perhitungan dan asumsi inti kegiatan pembenihan, untuk menghitung pembiayaan keseluruhan usaha budidaya ikan cupang, masih ada aspek yang harus diperhatikan. Aspek-aspek itu seperti aspek kegiatan pemeliharaan induk yang bertujuan menghasilkan induk matang gonad yang berkualitas bagi kegiatan pembenihan. Selain itu masih ada kegiatan pendederan dan pembesaran yang memiliki pasar yang lebih luas lagi. 1 1. Analisis BEP Usaha Pembenihan Ikan Cupang Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi usaha. Produksi minimal usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian. BEP adalah suatu keadaan dimana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian titik impas. Analisis BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas, artinya usaha tersebut tidak mengalami keuntungan atau pun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini. BEP produksi dan harga dapat dihitung dengan rumus berikut

DalamPedoman Umum CPIB (2008) disebutkan bahwa Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) adalah cara mengembangbiakan ikan dengan cara melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol, melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan biosecurity, mampu telusur (traceability) dan

Maret 7, 2022 Budidaya Ikan Hias Proses Pembenihan Ikan Cupang Ikan Hias Bagaimana langkah-langkah, teknik dan cara budidaya yang benar? Menurut Efendi 2004, kegiatan pembenihan meliputi persiapan sarana dan prasarana, pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva dan benih. Berikut ini penjelasannya secara langkap. 1 Persiapan sarana dan prasarana media pemijahan indukan Dalam pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah siapkan media pemeliharaan. Media pemeliharaan yang biasa digunakan dalam pemijahan ikan cupang adalah baskom bak plastik, akuarium, bahkan botol bekas. Media yang biasa digunakan untuk pemijhan ikan cupang adalah akuarium. Akuarium yang digunakan diisi dengan air yang sudah diendapkan minimal 2 hari degan ketinggian sekitar 8-12cm. Kemudian akuarium diisi dengan tanaman air seperti eceng gondok, daun ketapang, atau tanaman lainnya. Fungsi pemberian tanaman air yaitu untuk menampung busa yg dikeluarkan pejantan agar tidak mudah hancur. Baca Juga Cara Pemijahan Induk Ikan Cupang 2 Pemeliharaan induk Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad sel telur dan sperma. Penumbuhan dan pematangan ikan dapat dipacu melalui pendekatan lingkungan, pakan serta hormonal. Pada pendekatan lingkungan media hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan meningkat di dalam wadah pemeliharaan. Syarat induk cupang untuk budidaya diantaranya Ukuran badan Betina tidak boleh lebih besar dari tidak boleh lebih galak daripada dan betina harus daun ketapang atau cairan penyembuh luka karena setelah proses perkembangbiakan terjadi badan dari betina banyak yang rontok akibat perkelahian dengan jantan sebelum dibuahi. Ciri-ciri ikan cupang jantan dan betina yang siap dilakukan pemijahan diantaranya Ikan Jantan 1. Memiliki umur minimal 5 bulan. 2. Mengumpulkan busa busa yang cukup banyak bukan merupakan syarat mutlak, terkadang ada yg tidak mengeluarkan busa sama sekali, tapi ketika disatukan dengan Betina baru mengeluarkan busa. 3. Badan harus lebih besar dan harus lebih galak daripada betina. Ikan Betina 1. Perut Betina Buncit Bukan karena sesudah makan. 2. Ada seperti telur berwarna putih yang mau keluar dari saluran pembuangannnya. 3. Dan tentu sudah memasuki umur yang pas untuk proses perkembangbiakan minimal 5 bulan Baca Juga Proses Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva Benih Ikan Cupang
TEMANGGUNG- Benih ikan merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan dalam budidaya ikan. Oleh karena itu memilih benih yang baik dengan cara yang benar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh calon pembudidaya ikan.Ciri-ciri benih ikan yang baik : sehat, gerakan lincah,tidak cacat (sirip-sirip lengkap),warna tubuh cerah,tidak membawa penyakit/parasit dan responsif terhadap pakan.
Dalam melaksanakan kegiatan usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan sustainable penerapan tata cara budidaya ikan yang bertanggung jawab harus dimulai dari kegiatan pembenihannya. Selain jumlah yang mencukupi, mutu benih juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya perikanan. Guna menghasilkan benih yang bermutu dan layak, maka dalam kegiatan usaha pembenihan ikan harus menerapkan teknik pembenihan yang sesuai dengan standar dan prosedur pembenihan ikan yang baik. Sebagai salah satu faktor penciri Kabupaten Bogor untuk tahun 2015 ialah sebagai Penghasil benih ikan hias dan ikan konsumsi terbesar di Indonesia, maka salah satu upaya untuk mendorong keberhasilan program tersebut ialah dengan sosialisasi serta penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik CPIB di setiap Unit Pembenihan Rakyat UPR yang terdapat di Kabupaten Bogor. Hal pertama yang terbersit dalam pikiran kita ialah Apa CPIB itu sendiri? Hal apa yang melatar belakanginya? Manfaat apa yang dapat diperoleh oleh UPR dalam penerapan CPIB ini? Secara garis besar, CPIB atau Cara PembenihanIkan yang Baik merupakan standar sistem mutu perbenihan paling sederhana/dasar yang harus diterapkan oleh pembenih ikan dalam memproduksi benih ikan yang bermutu, dengan cara melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan SNI atau persyaratan teknis lainnya, serta memperhatikankeamanan lingkungan biosecurity, mampu telusur traceability dan keamanan pangan food safety. Faktor-faktor yang melatarbelakangi pentingnya penerapan CPIB ini Mengapa harus CPIB diantaranya adalah Perdagangan global yang sangat kompetitif, sehingga produk benih yang dihasilkan harus sesuai dengan tuntutan pasar global terhadap produk perikanan yang ramah lingkungan, tidak mengandung residu antibiotik dan bahan kimia serta mampu telusur Persyaratan mutu yang ketat dan keamanan pangan Tuntutan konsumen terhadap mutu Penganekaragaman jenis dan bentuk serta penyajian produk Tuntutan melaksanakan tatacara budidaya yg bertanggung jawab dan berkelanjutan Responsible and sustainable aquaculture Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan yang Baik CBIB Sedangkan, manfaat yang diperoleh dari penerapan CPIB ialah Meningkatkanefisiensi produksi dan produktivitas Mampu telusur Memperkecil resiko kegagalan Meningkatkan kepercayaan pelanggan Meningkatkandaya saing dengan peningkatan mutu benih serta menjamin kesempatan ekspor. Aspek apa saja yang termasuk dalam persyaratan CPIB? Terdapat 4 aspek yang harus dipenuhi untuk setiap unit pembenihan dalam penerapan CPIB Sesuai dengan Pedoman CPIB oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Persyaratan Teknis Kelayakan lokasi dan sumber air, diantaranya ialah Bebas banjir dan bahan cemaran Mempunyai sumber air yang layak, bersih sepanjang tahun dan bebas cemaran pathogen, bahan organik dan kimiawi Mudah dalam memperoleh tenaga kerja yang kompeten, berdedikasi tinggi sesuai dengan kebutuhan Mudah dijangkau, prasarana cukup Kelayakan fasilitas Bangunan, diantaranya Tempat penyimpanan pakan Tempat penyimpanan bahan kimia dan obat-obatan Tempat penyimpanan peralatan Kantor/ruang administrasi Sarana filtrasi, pengendapan dan bak tandon Bak karantina Bak pengolah limbah Bak/kolam pemeliharaan induk Wadah pemijahan Wadah penetasan Bak/kolam pemeliharaan benih Bak kultur pakan hidup Wadah penampungan benih Sarana pengolah limbah Mesin & Peralatan Kerja Tempat penyimpanan peralatan Kantor/ruang administrasi Peralatan Produksi Bahan dan peralatan panen Peralatan mesin Peralatan laboratorium Sarana Biosecurity Pagar dan penyekat Sarana sterilisasi Pakaian dan perlengkapan personil unit produksi Proses produksi Manajemen air sumber dan air pemeliharaan Air media pemeliharaan harus memenuhi standar baku mutu air Dilakukan proses penjernihan air melalui pengendapan dan filtrasi Dilakukan perlakuan treatment air secara fisik, kimiawi atau biologi Dilakukan monitoring periodik Manajemen induk Pemilihan induk umur, ukuran, Sertifikat Kesehatan/bebas virus, asal induk jelas hasil pemuliaan/ domestikasi Karantina induk proses, fasilitas, tes ulang bebas virus, bahan pencegahan penyakit Pemeliharaan wadah pemeliharaan, pengelolaan air, pemberian pakan, pengamatan kesehatan, pengamatan gonad, penanganan proses pemijahan dan penetasan telur Manajemen benih Unit pembenihan yang hanya melakukan pemeliharaan sepenggal telur/larva/nauplius menjadi benih/postlarva maka telur/larva/nauplius harus diperoleh dari unit pembenihan yang telah lulus sertifikasi CPIB/sistem mutu perbenihan lain Aklimatisasi benih/karantina Pengelolaan air Pemberian pakan jenis , dosis dan frekuensi Perawatan kesehatan benih Pengamatan perkembangan /kesehatan Panen, pengemasan dan distribusi benih Panen umur benih , cara panen, peralatan panen, pengecekan mutu benih Perawatan kesehatan benih Pengamatan perkembangan /kesehatan Pengemasan peralatan dan bahan kemasan Distribusi benih darat, air dan udara Penerapan biosecurity Merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja sebagai usaha untuk mencegah masuknya organisme pathogen dalam lingkungan budidaya yang dapat menginfeksi organisme yang dibudidayakan. Merupakan usaha untuk mencegah dan mengurangi penyebaran penyakit dalam suatu area Kegiatan penting dalam penerapan biosecurity Pengaturan tata letak Pengaturan berdasarkan alur produksi Pemagaran dan penyekatan Penyimpanan bahan Pengaturan akses masuk ke lokasi Sterilisasi wadah, peralatan dan ruangan Sanitasi lingkungan Pengolahan limbah Pengendalian hama penyakit Pengaturanpersonil/karyawan Persyaratan Manajemen Organisasi Unit Pembenihan Struktur organisasi diperlukan sebagai pedoman untuk melakukan pembagian tugas, kewajiban dan wewenang dalam menjalankan kegiatan, untuk itu unit pembenihan harus menetapkan personil dengan kompetensi dan/atau kualifikasi atas dasar pendidikan, pelatihan, ketrampilan/pengaturan teknik dan pengalaman yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi pada unit pembenihan tersebut. Dokumentasi & Rekaman Merupakan proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi yang berhubungan dengan CPIB Manfaat dokumentasi, diantaranya ialah Mudah mengakses informasi proses produksi Dapat diperoleh bukti obyektif tentang kesesuaian proses produksi dengan CPIB Mampu telusur Jenis dokumentasi CPIB yang dipersyaratkan Permohonan sertifikasi Standar Operasional Prosedur SPO Formulir dan Rekaman Dokumen lainnya Persyaratan Keamanan Pangan Unit Pembenihan tidak diperbolehkan menggunakan obat-obatan/bahan kimia/bahan biologi yang terlarang, dan menyebabkan residu, termasuk antibiotik. Persyaratan lingkungan Limbah buangan air payau/laut, air tawar dan limbah lainnya, sebelum di dibuang ke lingkungan sekitar pembenihan harus ditampung/diendapkan terlebih dahulu dalam bak pengendapan untuk kemudian disalurkan ke bak pengolah limbah dan sterilisasi dengan kaporit 20 ppm selama 60 menit atau secara biologi Bagaimana proses pengajuan sertifikasi CPIB? Secara umum, langkah-langkah penting dalam penerapan CPIB meliputi Komitmen Pimpinan Puncak Penunjukkan MPM Pembentukan TIM CPIB Struktur Organisasi Pelajari Persyaratan CPIB Pelatihan Karyawan Penyusunan Dokumen Sosialisasi Penerapan CPIB Penerapan CPIB dan dokumentasi Apabila penerapan CPIB dalam unit pembenihan telah sesuai dengan persyaratan CPIB, maka unit pembenihan dapat mengajukan permohonan sertifikasi ke Direktorat Perbenihan, DJPB sesuai pedoman sertifikasi CPIB. Unit usaha yang telah menerapkan CPIB akan mendapatkan sertifikat Sertifikat diberikan oleh Dirjen PB Bagi unit yang lulus sertifikasi, akan disurveillance setiap 6 bulan sekali atau minimal satu kali dalam setahun. Apa saja manfaat Sertifikat CPIB? Manfaat Sertifikat CPIB diantaranya adalah Peluang untuk menembus pasar eksporsemakin terbuka lebar Usaha pembenihan ikan akan semakin bagus Kondisi lingkungan kolam usaha budidaya ikan akan semakin terjaga Tingkat kepercayaan konsumen akan semakin tinggi Harga jual ikan semakin tinggi Siapakah itu MPM? MPM atau Manajer Pengendali Mutu dalam CPIB adalah personil bersertifikat yang ditunjuk oleh pimpinan unit pembenihan untuk mengemban tugas, wewenang dan tanggung jawab mulai dari tahap perencanaan, penerapan dan konsistensi penerapan CPIB. Dalam melaksanakan tugasnya, MPM tidak boleh merangkap sebagai manajer produksi. Tugas dari seorang MPM adalah sebagai berikut Bertanggung jawab pada perencanaan dan harus memastikan bahwa unit pembenihan memenuhi persyaratan CPIB Bertanggung jawab memberikan pemahaman dan memastikan semua personil unit pembenihan dapat melaksanakan CPIB Bertanggung jawab dalam melaksanakan CPIB secara konsisten Sejauh ini Kabupaten Bogor memiliki 7 orang Penyuluh Perikanan PNS dan Swadaya yang telah melalui uji sertifikasi dan dinyatakan lulus serta memiliki sertifikat MPM yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Ir. Herlina, MM Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten Bogor; Suhendar, Nia Karuniawati S., Ricky Arsenapati, Bambang Purwanto PPS Sukendar PPS Ook Suherman PPS Penulis Ricky Arsenapati, , Penyuluh Perikanan di BKP5K Kabupaten Bogor
Secaragaris besar, CPIB atau Cara PembenihanIkan yang Baik merupakan standar sistem mutu perbenihan paling sederhana/dasar yang harus diterapkan oleh pembenih ikan dalam memproduksi benih ikan yang bermutu, dengan cara melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan SNI atau persyaratan teknis lainnya, serta memperhatikankeamanan lingkungan (biosecurity), mampu telusur Proses Pembesaran Ikan Hias. Dalam proses pembesaran budi daya ikan hias, tentu dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang dapat mendukung proses pembesaran tersebut terutama pada bahan - bahan berikut , yaitu pemberian pakan, pemeliharaan, pengendalian hama/penyakit yang terdiri dari - penyakit bintik putih, - penyakit Tricodiniasis, - penyakit Tetrahymena, - penyakit Cacing, dan proses panen. - Pemberian Pakan Ikan Hias. Benih ikan hias diberikan pakan artemia bahkan cacing sutra/tubifex yang diberikan selama 3 kali sehari, dengan jumlah pakan 3-5% dari berat total ikan. Waktu pemberian pakan yaitu pada pukul 7 pagi, pukul 1 siang, dan pukul 5 sore hari. Pakan untuk benih yang berukuran kecil yaitu tubifex yang dicincang, kutu air ataupun jentik nyamuk, dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali setiap hari. Pakan alami dijadikan sebagai pilihan utama sebab memiliki keunggulan yang diantaranya sebagai berikut Memiliki kandungan protein yang tinggi, Pakan alami diberikan pada ikan dalam kondisi hidup, pakan alami yang bergerak dapat menarik perhatian ikan untuk memakannya. Pakan alami sesuai dengan bukaan atau ukuran mulut ikan, sehingga ikan tidak merasa kesulitan saat menikmati makannya. - Pemeliharaan Ikan Hias. Proses pemeliharaan ikan hias air tawar dalam wadah budi daya akuarium, dengan cara penyiponan/penyadotan minimal 2 kali setiap hari, pemberian pakan ikan, dan pengecekan kualitas air. Penggantian air dilakukan minimal 2 minggu sekali atau ketika airnya sudah mulai nampak keruh. Untuk mengurangi tumbuhnya penyakit, harus dilakukan pengukuran kualitas air mencakup suhu, tingkat keasaman dan oksigen terlarut di dalam airnya. - Pengendalian Hama Penyakit Ikan Hias. Penyakit yang biasa muncul pada proses pemeliharaan ikan hias terdiri dari beberapa jenis yaitu sebagai berikut penyakit bintik putih, penyakit Tricodiniasis, penyakit Tetrahymena, dan penyakit Cacing, 1. Penyakit bintik putih pada ikan hias. Proses Pembesaran Budi Daya Ikan Hias Jasad penyebab penyakit bintik putih pada ikan hias adalah Ichthyophthirius Multifillis. Penyakit ini dikenal atau disebut dengan nama " Ich" atau "white spot". gejala klinis yang situnjukkannya adalah adanya bintik putih pada ikan baik itu pada kulitnya, sirip, mata, dan insang, yang sering terjadi pada ikan berukuran kecil benih. Kasus insfeksi penyakit ini sering terjadi pada kondisi ikan dengan kepadatan tinggi, dengan suhu air yang rendah berkisar < 25 derajar selsius . Peanggulangan parasit dapat dilakukan dengan cara pencegahan yaitu mempertahankan kualitas air dalam keadaan yang optimal antara lain air cukup oksigen, mengurangi kepadatan dan mempertahankan suhu air. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan dalam suatu wadah pada larutan campuran formalin 25 ml/meter kubik air dan malachite green oxalat g/meter kubik air selama 24 jam. 2. Penyakit Tricodiniasis pada ikan hias. Proses Pembesaran Budi Daya Ikan Hias Penyebab penyakit ini yaitu parasit trichodina sp. Parasit ini banyak dialami oleh ikan dengan ukuran benih terutama jika ikan berada dalam keadaan stres yang disebabkan kepadatan tinggi, penanganan yang kurang baik, pemberian pakan yang tidak tepat baik dari segi mutu ataupun jumlahnya, terutrama pada keadaan suhu yang rendah. Gejala klinis yang ditunjukkanya adalah ikan hias yang terinfeksi biasanya menggosokkan badannya pada dasar atau dinding bak/kolam. Adapun penanggulangan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara pencegahan dengan penaganan yang sempurna, penerapan sanitasi wadah, air serta manajemen budi daya yang baik. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan formalin 25 ml/meter kubik air selama 24 jam, atau acrivalin dengan dosis 3 mg/l air selama 15 sampai 30 menit yang dilakukan bak atau wadah penampungan. 3. Penyakit Tetrahymena pada ikan hias. Proses Pembesaran Budi Daya Ikan Hias Penyakit tersebut disebabkan oleh Tetrahymena pyriformis dapat menginfeksi kulit dan sirip. Organisme penyebab penyakit tersebut kalau dilihat dengan mikroskop berbentuk seperti buah pear. Gejala klinisnya adalah menggosokkan tubuhnya pada dinding atau dasar kolam atau bak, serta mengibas-ibaskan siripnya. Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan acrifalvin 3 mg/l air dengan cara perendaman selama 15-30 menit. 4. Penyakit Cacing pada ikan hias. Proses Pembesaran Budi Daya Ikan Hias Cacing tersebut biasanya terdapat pada insang maupun kulit. Cacing jenis Dactygolyrus sp. dan Gyrodactylus spp, serta Quadriacanthus sp, merupakan parasit yang banyak menyerang ikan budi daya, terutama yang memiliki ukuran kecil. Gejala klinis penyakit ini yaitu frekwensi pernapasan/gerakan insang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosokkan tubuhnya ke dasar atgau ke dinding bak atau kolam dan lama kelamaan ikan akan menjadi kurus. Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan padat penebaran dan melakukan pengobatan dengan menggunakan formalin 150 ml/ meter kubik air, dengan cara perendaman dalam wadah penampungan. - Pemanenan Ikan Hias. Benih ikan hias akan mulai memiliki warna pada usia sekitar 2 bulanan dan sudah dapat dipasarkan. Proses panen ini dapat dilakukan secara total ataupun parsial/sebagian. Panen total adalah panen dilakukan dengan cara menjual keseluruhan hasil budi daya ikan hias tanpa melalui pensortiran, sedangkan parsial/ sebagian dilakukan hanya dengan berdasarkan ukuran, umur dan kelamin. Pada panen parsial dilakukan penyortiran dengan cara memilah dan memilih dengan menggunakan sendok/centong sortir. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari sebab suhu lingkungan lebih rendah dan stabil. Proses Pembesaran Budi Daya Ikan Hias Kegiatan panen diakhiri dengan pengepakkan yang dilakukan secara terbuka ataupun tertutup. Pengepakkan terbuka adalah pengemasan yang biasanya dilakukan pada proses pengiriman jarak dekat dengan memsakkannya kedalam drum plastik, sedangkan wadah tertutup adalah pengemasan yang dilakukan dengan memasukkan ikan kedalam kantong yang berisi air sepertiga bagian diikuti pemberian gas oksigen yang diikat ujungnya menggunakan karet gelang. Demikian penjelasan singakat tentang Proses Pembesaran Budi Daya Ikan Hias tersebut diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih. Sumber Kemendikbud-RI_2018 Tim Penulis Dwi Sri Handayani Nuswantari, dkk Pencetak Masmedia Buana Pustaka . 300 429 433 375 52 100 70 123

jelaskan cara pembenihan ikan hias